Kamis, 01 November 2012
BATUBARA SI EMAS HITAM
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utamanya terdiri dari carbon, hydrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
MANFAAT BATU BARA
Akses ke energi di era modern ini tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rumah tangga tetapi juga untuk peningkatan kualitas hidup dengan adanya pendidikan dan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Sumber-sumber energi akan diperlukan untuk memenuhi permintaan energi di masa depan, termasuk batubara.
Batubara digunaan di seluruh dunia. Penggunaan yang paling signifikan adalah untuk pembangkit tenaga listrik, produksi baja, pembuatan semen dan sebagai bahan bakar cair. Sekitar 6,1 miliar ton batubara keras dan 1 miliar ton batubara coklat digunakan tahun lalu di seluruh dunia. Sejak tahun 2000, konsumsi batubara global telah tumbuh lebih cepat dari bahan bakar lainnya. Lima pengguna batubara terbesar - Cina, Amerika Serikat, India, Rusia dan Jepang - mengambil porsi 77% dari penggunaan batubara total dunia.
Berbagai jenis batubara memiliki kegunaan yang berbeda. Uap dari batubara - juga disebut batubara termal - utamanya digunakan dalam pembangkit listrik. Batubara kokas - juga dikenal sebagai batubara metalurgi - umumnya digunakan dalam produksi baja.
Pasar batubara yang terbesar adalah Asia, yang saat ini mencakup lebih dari 65% dari konsumsi batubara global, dan China bertanggung jawab untuk proporsi yang signifikan ini. Banyak negara tidak memiliki sumber daya energi alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mereka, dan karena itu perlu mengimpor energi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jepang, Cina Taipei dan Korea, misalnya, mengimpor batubara dalam jumlah yang signifikan untuk pembangkit listrik tenaga uap dan batubara kokas untuk produksi baja.
Penggunaan penting lainnya dari batubara mencakup pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, dan industri kimia dan farmasi. Beberapa produk kimia dapat diproduksi dari hasil sampingan batubara. Tar batubara digunakan dalam pembuatan bahan kimia, seperti minyak kreosot, naftalen, fenol, dan benzene. Amonia, gas yang diperoleh dari oven kokas digunakan untuk produksi garam amonia, asam nitrat dan pupuk pertanian. Ribuan produk yang berbeda mengandung batubara atau produk antara batubara sebagai komponennya, diantaranya: sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik dan serat, rayon dan nylon. Batubara juga merupakan unsur penting dalam memproduksi produk tertentu:
• Karbon aktif - yang digunakan dalam filter untuk air, pemurnian udara dan mesin dialisis ginjal.
• Serat karbon - material sangat kuat namun ringan yang digunakan pada berbagai konstruksi seperti sepeda gunung dan raket tenis.
• Logam silikon - digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada gilirannya digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampoo rambut dan pasta gigi.
DAMPAK LINGKUNGAN
Batubara, seperti semua sumber energi lainnya, memiliki sejumlah dampak bagi lingkungan, baik dari pertambangan batubara dan penggunaan batubara.
Pertambangan batubara menimbulkan sejumlah tantangan lingkungan, termasuk erosi tanah, debu, kebisingan dan polusi air, dan dampak terhadap keanekaragaman hayati lokal. Langkah-langkah penting harus diambil dalam operasi pertambangan batubara modern untuk meminimalkan dampak tersebut.
Perbaikan terus menerus dalam hal teknologi secara dramatis telah mengurangi atau menghilangkan banyak dampak lingkungan yang biasa dikaitkan dengan penggunaan batubara di pembangkit listrik dan industri pembuatan baja. Tentunya, teknologi yang sangat efektif telah dikembangkan untuk mengatasi pelepasan polutan - seperti oksida sulfur (SOx) dan nitrogen (NOx) - dan jejak unsur berbahaya, seperti merkuri. Baru-baru ini, gas rumah kaca (GRK), termasuk karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) telah menjadi perhatian karena keterlibatan mereka pada perubahan iklim.
Saat ini sudah banyak kesadaran bahwa perkembangan teknologi harus menjadi bagian dari solusi bagi perubahan iklim. Hal ini terutama berlaku bagi batubara karena penggunaannya terus tumbuh di negara-negara ekonomi maju, termasuk juga di negara-negara berkembang terbesar dan tercepat seperti China dan India.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar